Bangun pagi, mandi, dan pergi ke kantor atau ke sekolah seperti biasa itulah hal yang dilakukan warga tokyo dengan langka yang cukup cepat layaknya orang yang akan telat dan penuh semangat di Pagi hari.
Begitulah kehidupan sebagian besar warga Tokyo yang dengan tenang pergi ke tempat kerja mereka seperti biasa.
Meskipun banyak sekali orang asing (turis mancanegara dan tenaga kerja asing) yang meninggalkan ibukota negara Jepang itu karena takut, warga Tokyo sendiri beraktifitas seperti biasa. Tidak ada kepanikan yang berlebihan.
Stasiun Kereta Tokyo, gerbang utama menuju kota-kota lainnya di Jepang, relatif kosong dan tidak ada antrian berarti di konter tiket untuk naik shinkansen atau kereta api yang lainnya.
"Saya hanya butuh waktu kurang dari 1 menit untuk membeli tiket dan dalam 10 menit saya sudah berada di dalam shinkansen menuju Osaka," kata Marc Bernabe, seorang warga Spanyol yang berniat untuk menghadiri International Anime Fair (acara akbar yang terpaksa dibatalkan tahun ini).
"Situasi sepi seperti ini memang tidak normal, tapi tampaknya bisnis di Tokyo berjalan normal." kata Marc, yang telah berada di kota itu selama tiga bulan untuk bekerja. Saat ini dia pindah ke Osaka atas permintaan keluarganya, yang telah menelepon tanpa henti dari Spanyol, menangis dan memohon dia untuk meninggalkan Tokyo.
Komentar Marc ini sungguh berbanding terbalik dengan apa yang dikabarkan oleh saluran TV dan koran-koran di berbagai belahan dunia, bahwa radiasi dapat mencapai Tokyo dan membahayakan warganya. Marc berkata berita-berita TV di Spanyol selalu menggembar-gemborkan kejadian Chernobyl yang bisa terjadi di Jepang.
Padahal, perwakilan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berkata bahwa penyebaran radiasi dari reaktor nuklir yang meledak di Jepang tidak menimbulkan dampak resiko langsung terhadap kesehatan manusia. Jadi, warga seharusnya tidak perlu panik.
"Aku sudah melihat banyak orang asing pergi, tapi untuk orang Jepang, kami tetap tinggal. Ini adalah negara kami. Ini adalah rumah kami," kata Koichi Takeuchi, seorang sopir taksi di Tokyo. "Tentu kami prihatian dan tetap waspada, tapi untuk sebagian besar orang, hari ini adalah hari kerja seperti hari-hari lainnya. Orang-orang Jepang memang tidak bisa berhenti bekerja."
Banyak toko-toko di Tokyo yang kehabisan stok barang, seperti mie instan dan susu. Tapi itu disebabkan karena para pembeli yang memborong semua persediaan untuk keluarga mereka jika mereka harus tinggal di dalam rumah dalam jangka waktu yang lama, bukan karena Tokyo kekurangan bahan pangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar