Minggu, 07 November 2010

Kabar dari sensei Murni tentang UMPTN di jepang

Simbolisasi `neraka` untuk UMPTN di Jepang bukan ide saya, tapi beberapa tulisan yang saya baca terutama dari penulis asing selalu menyebutnya demikian, contohnya Aspinall, R dalam sebuah tulisannya di buku The Big Bang in Japanese Higher Education.
Tidak hanya di Indonesia, orang tua di Jepang pun tentu saja bercita-cita agar anaknya kuliah di universitas negeri.  Berdasarkan survey rangking universitas sedunia tahun 2005 edisi TIMES Higher Education, maka top ten universitas di Jepang adalah :
1-(16)Tokyo University 東京大学
2-(31)Kyoto University 京都大学
3-(99)Tokyo Institute of Technology 東京工業大学
4-(105)Osaka University 大阪大学
5-(129)Nagoya University 名古屋大学
6-(136)Tohoku University 東北大学
7-(147)Hiroshima University 広島大学
8-(157)Hokkaido University 北海道大学
9-(172)Kobe University 神戸大学
10-(198)Showa University 昭和大学
Keterangan : Angka di dalam kurung menunjukkan peringkat di dunia.
Kampus saya masuk peringkat ke-5.  Pantas saja kalau saya ditanya orang Jepang kuliah di mana ? Umumnya mereka berkomentar sama ketika mendengar nama Nagoya Daigaku. Hah ?? Sugoi ! (Hebat !).  Padahal baru peringkat ke-5.  Bagaimana kalau yg kuliah di Tokyo Daigaku ya (^_~).
Supaya bisa masuk the top ten, setiap lulusan SMA harus belajar mati-matian, ikut bimbingan belajar, les privat (juku-cram school), dan orang tua akan berusaha sekuat tenaga menabung supaya anaknya bisa ikut persiapan ujian atau bimbingan belajar demi masuk universitas ternama.
Mengapa harus ? Alasannya hampir sama dengan di Indonesia : perusahaan banyak yang mendahulukan nama universitas dalam seleksi pegawai.
Hasil ujian masuk PTN tahun 2007 di Jepang bisa dilihat di sini, tp karena bahasa Jepang saya coba terjemahkan.  Peserta (受験者)tahun 2006 adalah 511,272 orang dari 553,352 orang yang mendaftar. Ada 10 mata pelajaran yang diujikan, yaitu 1. bahasa Jepang (200),
2. sosial science (100)(yg terdiri dari Sejarah Dunia A, Sejarah Dunia B, Sejarah Jepang A, Sejarah Jepang B dan Geografi A dan Geografi B),
3. Kewarganegaraan (100)(terdiri dari Masyarakat modern, Logika, Pemerintahan dan Ekonomi),
4. Math 1 (100) (terdiri dari math I , math I dan math A),
5. Math 2 (100) (terdiri dari math II, math II dan math B, math industry/teknik, akuntansi, teknologi& informatika),
6. Science I (100) : Integrated Sains, ilmu tumbuhan
7. Science II (100) : Integrated Sains, Kimia
8. Science III (100) : Ilmu Hewan dan Ilmu Bumi
9. Bahasa Asing writing (200) : Inggris, Jerman, Perancis, China, Korea
10. Bhs Inggris listening (50).
Angka di dalam kurung adalah skor tertinggi.  Bahasa Inggris listening baru diadakan 2 tahun belakangan ini.
Setiap peserta boleh memilih semua mata pelajaran yang diujikan atau memilih kurang dari 10.   Peserta yang memilih semua mata ujian tahun 2007 sebanyak 42,080 orang.  Rata-rata peserta memilih 5 mata pelajaran, tetapi peserta yang memilih 7 mata pelajaran adalah terbanyak (32% dari total peserta ujian), peserta yang memilih satu mata pelajaran sebanyak 0.6% dari total peserta ujian.  Pilihan mata ujian ini sangat tergantung dengan jurusan yang akan diambil kelak.
Penerimaan di universitas berdasarkan nilai total skor yang dikumpulkan dari Ujian Masuk PTN secara nasional yang digelar oleh 入学試験センター(Pusat Ujian Masuk PTN) plus skor yang dikumpulkan dari ujian yang diselenggarakan oleh masing-masing universitas. Sama halnya dengan di Indonesia, jurusan-jurusan yang bermasa depan cerah (kedokteran, teknik, informatika) adalah jurusan yang banyak diminati tapi daya tampungnya kecil, sehingga butuh persaingan ketat.
Jepang termasuk negara yang berusaha memacu jumlah generasi mudanya untuk lanjut ke PT, meraih gelar sarjana, atau lanjut ke tingkat pasca.  Barangkali dengan alasan ini, kelulusan SMA tidak selalu ditentukan dari hasil ujian akhir, tapi jika siswa sudah mengumpulkan persyaratan kredit kelulusan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar